Setiap hari kita membaca berita tentang kecelakaan yang
terjadi di jalan raya. Perjalanan entah jauh atau dekat selalu ada resikonya.
Di samping volume kendaraan yang semakin
banyak, cara orang berkendara juga sudah banyak yang mengesamping safety
riding. Keselamatan seringkali diabaikan. Maka pantas saja jika saat ini banyak
terjadi kecelakaan yang hingga merenggut jiwa.
Jika demikian, maka hanya kepada Allah lah kita meminta
perlindungan. Dan kabar baiknya ada amalan menarik yang pernah dikutip oleh
Imam Az-Zarkasyi untuk semua orang yang ingin selamat dalam perjalanan. Ia
mengutip kisah yang pernah diamalkan oleh al-Kiya al-Harasi, seorang yang lahir
di tahun yang sama persis dengan Imam al-Ghazali, pada tahun 450 H dan wafatnya
hanya selisih satu tahun. Jika al-Ghazali wafat tahun 505 H, al-Harasi wafat
tahun 504 H.
Kehidupan kedua orang ini selalu bersama. Mereka adalah
teman dekat. Mulai belajar, mengajar, pun jadi ulama, keduanya selalu
berbarengan. Hanya, di antara keduanya masing-masing mempunyai keistimewaan
yang tidak sama. Al-Harasi yang juga pengarang kitab Ahkamul Qur'an ini lebih
jago dalam mengajar, sedang al-Ghazali sebagai pengarang Ihya' Ulumuddin lebih
mahir dalam menulis.
Pemilik nama lengkap Abul Hasan Ali bin Muhammad At Thabari
ketika akan melakukan perjalanan, ia membaca semua huruf yang ada di permulaan
surat Al-Qur'an (fawatihus suwar). Mulai alif lam mim, alif lam mim, alif lam
mim shad, alif lam ra', dan seterusnya yang berjumlah 29 potong ayat.
كَانَ اَلْكِيَا الْهَرَاسِيْ الإِمَامُ رَحِمَهُ اللهُ
إِذَا رَكِبَ فِيْ رِحْلَةٍ يَقُوْلُ هَذِهِ الْحُرُوْفَ الَّتِىْ فِيْ أَوَائِلِ السُّوَرِ
فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ مَا جُعِلَ ذَلِكَ فِيْ مَوْضِعٍ أَوْ كُتِبَ فِيْ شَيْئٍ
إِلَّا حُفِظَ تَالِيْهَا وَمَالُهُ وَأَمِنَ فِيْ نَفْسِهِ مِنَ التَّلَفِ وَالْغَرَقِ
Artinya: Imam al-Kiya al-Harasi rahimahullah ketika sedang
bepergian membaca huruf-huruf yang
berada di permulaan surat-surat ini (awailus suwar). Beliau ditanya tentang
amalan itu, lalu dijawab "Tidak ada tempat yang dibacakan itu atau tempat
maupun barang yang dituliskan tulisan tersebut kecuali pembacanya dan hartanya
akan dijaga, harta dan jiwanya aman dari kerusakan serta resiko tenggelam.
(Badruddin Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumil Qur'an [Darut
Turats, Kairo], vol 1, h. 434)
Jadi, menurut salah satu pakar fiqih madzhab Syafi'i ini,
siapa saja yang mau membaca atau menulis di satu tempat, pembacanya akan
selamat, harta jiwanya akan aman dari malapetaka dan tenggelam.
KH Abdul Qayyum Manshur, Lasem, ketika mengisi mauidhah
hasanah di Haflah Khotmil Qur'an Pesantren At Taufiiqiyyah, Brabo, Grobogan
mengatakan bahwa amalan ini sudah diijazahkan kepada masyarakat untuk siapa
yang yang menginginkan sawahnya aman, selamat dari kecelakaan ketika bepergian,
tidak tenggelam, atau sebagainya. (Nuonline)
0 Komentar untuk "Amalan Doa Agar Selamat Dalam Perjalanan"