Jika pada kisah sebelumnya tentang orang Arab DISINI sudah diceritakan tentang bagaimana mereka begitu menjaga sholatnya, ibadahnya, dan juga ketaqwaannya sehingga Allah menjamin rezeki mereka. Juga tentang bagaimana hormatnya mereka terhadap sang ibu, pada lanjutan kisah ini akan diceritakan bagaimana mereka menyikapi musibah yang menimpa, sedekah, kematian dan sebagainya...
3. Kotak Amal..?
Di Indonesia, kalo kita sholat jum'at, atau ada majelis dll,
pasti didedarkan sebuah kotak, kotak yang ada lubang nya seperti celengan,
itulah kotak amal. Pertama kali saya jumatan di sebuah mesjid di Jeddah, saya
juga berpikir akan mengalami hal yang sama, saya sudah menyiapkan beberapa
lembar uang riyal untuk saya masukkan nantinya kekotak amal. Setelah sholat
jumat, saya baru sadar ternyata tidak ada kotak amal, padahal saya sudah niat
sedekah. Saya clingak clinguk mencari kotak, tapi sama sekali tidak ada.
Alhasil, saya bertanya kepada seorang jemaah Arab, saya mau sedekah ke mesjid,
dia sambil tersenyum menjelaskan, ga perlu, masjid2 di sini sudah ditanggung
operasionalnya oleh orang2 kaya arab, mereka tidak perlu lagi meminta uang ke
jemaah. Kalaupun ada malah masjid yang memberi uang kepada jemaah yang
membutuhkan, jadi mesjid di sana biasanya menjadi tempat mengadu dan tempat
memohoh bantuan. Dan menurut mereka, untuk ukuran pekerja asing spt kita, kita
tidak diwajibkan bayar zakat, malah harusnya diberi infaq dan sedekah.
Bayangkan, kita ini orang2 asing yang harus diberi sedekah, karena yang
"berhak" memberi sedekah dan zakat adalah orang Arab si tuan rumah.
WOW..
Ulama-ulama pun, kehidupannya dijamin oleh pemerintah, tidak
harus menerima dari jemaah, jadi tugas mereka penuh hanya untuk mendidik rakyat
dan ummat untuk menjadi muslim yang sunnah dan syarii..
4. Alhamdulillah kebanjiran dan kecopetan.
Orang Arab yang Aneh.. mungkin kita berpikir seperti itu.
Salah satu ke-Ihsanan yang tinggi adalah menyikapi musibah
dengan bersyukur (ini saya dapat dari salah satu Ustadz Sunnah di Jakarta baru2
ini).
Saya benar2 mengalami hal di atas saat dulu waktu di Arab,
dan belum menyadari ilmu ini.
Saat itu saya ingat banjir besar di Jeddah, tahun 2011 awal,
beberapa rumah dan apartement terendam banjir, mobil2 terbawa arus, buat mereka
ini sesuatu yang luar biasa.
Salah satu orang Arab kenalan saya, rumahnya juga hancur
terendam banjir, sebagai teman saya ingin menyampaikan keprihatinan saya. Yang
saya heran dia hanya mengucapkan 'Alhamdulillah, Alhamdulillah', berulang
ulang. Waktu saya berpikir apa mungkin dia menjadi stress ya?.. aneh juga ...
Kejadian ke dua, saat istri saya mengalami musibah
kecopetan.
Karena yang hilang adalah surat2 penting, seperti ID-Card
maka kami harus melaporkan ke Polisi.
Setelah membuat laporan dihadapan Kepala Polisi tersebut
hanya mengatakan, 'Alhamdulillah, Alhamdulillah'. Saya masih belum mengerti apa
maksudnya, istri saya juga, dia menjadi kesal karena kita mendapat musibah ko
dia malah bilang Alhamdulillah...
Ya begitulah, cara-cara Islami orang Arab dalam mensikapi
musibah. Mereka selalu menunjukan dengan rasa syukur bukan minta dikasihani dan
berlarut larut dalam kesedihan.
5. Doa untuk jenazah.
Beberapa kali saya mendatangi kerabat yng meninggal di Arab,
pernah orang indonesia, pernah juga orang Arab. Jarang sekali saya dapati, ada
jenazah disemayamkan di rumah, prosesi pemandian, pengkafanan tidak dilakukan
dirumah/ apartemen. Tapi ditempat khusus. kemudian langsung di bawa ke masjid
untuk di sholatkan, lalu dimakamkan. Untuk beberapa orang Arab yg khusus, ada
yang sengaja dibawa ke Masjidil Haram untuk disholatkan di sana. Kebetulan ada
orang tua pemilik perusahaan tempat saya bekerja meninggal dan kami turut pergi
ke Mekkah untuk mensholatkan orang tua beliau di Masjidil Haram. Pada waktu
sholat, ternyata ada beberapa jenazah lain yang akan disholatkan juga didepan
ka'bah. Yang menarik pada waktu jenazah akau diletakkan di depan Ka'bah,
ratusan jemaah berebutan untuk mengusung jenazah2 tersebut, kita tidak mengenal
siapa mereka, dan merekapun tidak mengenal siapa jenazah yang mereka usung.
Saya merasa agak aneh, saya pikir mereka bagian dari keluarga, ternyata tidak.
Mereka berebutan satu sama lain untuk memegang tandu jenazah untuk dibawa ke
depan Ka'bah. Setelah saya tanyakan kenapa seperti itu, teman saya menjelaskan,
pahala mengusung jenazah itu sangat besar apalagi kalau jenazah orang mulia dan
ini kita berada di Masjid Haram, pahala nya akan dilipatkan lebih besar lagi.
(ini yang tidak ada di indonesia, kalau perlu kita bayar orang untuk mengusung
jenazah keluarga kita, soalnya berat)
Satu hal lagi yang menarik pada prosesi pemakaman, setelah
jenazah dikuburkan, jemaah diperkenankan berdoa, tetapi mereka menekankan
dengan tegas, berdoa menghadap kiblat, tidak menghadap ke kuburan.
jadi semua orang yang ada dikuburkan, berdiri ditempat
masing2, berdoa menghadap kiblat, tidak seperti di Indonesia, kita berdoa
disekeliling kuburan mayit. Mereka sangat mengingatkan hal ini, terkait dengan
kemungkinan ada nya unsur syirik, kalau berdoa menghadap kuburan. Subhanallah..
6. Kesetaraan jender, family country...
Hak-hak perempuan sangat rendah di Saudi Arabia, itu yang
sering kita dengar. Termasuk pemahaman saya juga saat itu, karena di Saudi,
wanita tidak boleh menyetir, tidak boleh ke kuburan, dan lain-lain.
Hal itulah yang dibesar-besarkan oleh media barat dan pembela HAM.
Padahal kalau mau dipahami lebih dalam, kenapa mereka
memperlakukan seperti itu? Karena perempuan adalah mahluk "Mulia",
yang harus dilindungi, dilayani, didahulukan, dihormati. Sebagaiman perempuan
sebenarnya. Mereka tidak perlu bekerja mencari nafkah (Janda2 disantuni
pemerintah), tidak perlu antri, kalau ada perempuan mereka didulukan, yang
laki2 harus ngalah.
Beberapa pengalaman terkait masalah ini:
1. Pintu Mall yang utama hanya boleh dimasuki oleh perempuan
dan keluarga, untuk single laki2 tidak boleh lewat pintu utama, harus lewat
pintu samping yang jauuh.
2. Dalam urusan antri, golongan yang paling sial adalah para
lelaki, mereka harus mengalah dan mundur kebelakang kalo ada perempuan, dalam
beberapa situasi biasanya ada antrian khusus perempuan, dan biasanya mereka
dilayani lebih cepat di bandingkan antrian laki-laki. Makanya kalo di
Macdonald, Al baik, saya biasanya ajak istri saya, biar dia saja yang antri....
3. Dalam situasi apapun, perempuan selalu dibenarkan,
walaupun mungkin membuat kesalahan, kalau ada masalah atau apapun, yang akan
diminta tanggung jawab adalah laki-laki. Saya pernah melihat, seorang perempuan
menyebrang sembarangan dan mendadak, menyebabkan mobil yang lewat menginjak rem
sekuat2 nya, sehingga hampir terjadi kecelakaan, tetap polisi tidak akan
menyalahkan perempuan.
4. Perempuan dan keluarga adalah segalanya. Kalau kita
bepergian, kalo di indonesia, perempuan dan lelaki dalam satu mobil tidak akan
menjadi masalah, beda di Saudi Arabia. Kalian akan dituduh zina, kecuali bisa
membuktikan anda suami istri. Beda ceritanya kalo anda berdua dimobil dan
didalamnya ada anak2, berarti anda adalah keluarga, untuk keluarga siapapun
tidak bisa/berani menganggu, baik polisi, keamanan, keluarga selalu diutamakan.
Mereka didahulukan di mana saja, di restoran ada tempat untuk Family/Women dan
Man (mereka dipisah antara Bujangan, family/women). Buat yang masih bujangan,
harus siap mental untuk dikebelangkangkan, dipinggirkan, dan dicurigai. Makanya
cepat nikah..
7. Tingkat keamanan yang tinggi.
Saudi Arabia, walaupun terdapat jutaan pekerja Asing, dari
tukang sampah sampai direktur. Pemerintah nya sangat melindungi dan
mendahulukan rakyat nya daripada kita para pendatang ini.
Dalam beberapa urusan administrasi kependudukan, antrian
akan selalu dibedakan antara orang asing dan warga negara Arab dan antrian
penduduk Arab asli akan didahulukan. (Beda dengan indonesia, china2 dan bule
kaya diduluin, pribumi ngalah).
Belum lagi mengenai ktp untuk orang Asing (Iqomah), Saudi
Arabia memiliki system online yang canggih untuk membuat orang asing tidak
berkutik dan macam2, karena data iqomah kita langsung online ke data biometrik
di imigrasi(Sidik Jari, kornea mata) dan apabila kita bikin SIM, data akan
terhubung langsung.
Saya ada contoh, teman saya orang India, dia pernah
melakukan pelanggaran lalu lintas dan kena tilang, tapi tilangnya dia tidak
bayar2. Pada saat dia ingin cuti pulang ke negaranya, di imigrasi tidak dikasih
keluar, dia harus bayar denda 2000 riyal, karena data tilang nya muncul di
imigrasi. Itu baru data pelanggaran lalu-lintas, lalu bagaimana dengan data
pelanggaran hukum lainnya, spt berkelahi, mencuri, dll.. pasti tercatat secara
online. Kalau sudah berat, biasanya orang asing sudah tidak bisa masuk lagi ke
Saudi, dan data orang ini juga bisa dicek di seluruh negara2 teluk, karena
sistem informasi mereka saling terhubung. Walaupun mengganti nama di passport,
tetap bisa dilacak dari sidik jarinya.
Contoh berikutnya adalah saya sendiri, waktu proses
pembuatan SIM mobil di Saudi Arabia, setelah mengikut testing, pada waktu
pembuatan SIM tidak ada proses foto, jadi saya berpikir di SIM itu tidak ada
fotonya. Setelah SIM nya jadi, saya liat ada foto saya, saya heran kapan saya
fotonya?..setelah saya amati dengan seksama, foto itu adalah foto saya waktu
masuk pertama kali ke Arab Saudi, foto itu dibuat di imigrasi, jadi saya
berkesimpulan data imgrasi saya langsung terhubung ke data SIM saya.
Bandingkan dengan indonesia, orang asing bisa bebas
melakukan apasaja, menipu, mabok, buka warung, jualan narkoba, tanpa ada
catatan di imigrasi, mereka bisa bebas kabur begitu saja, dan masuk lagi tanpa
hambatan, apalagi sekarang banyak juga yang bisa bikin ktp palsu....
8. Tidak ada gading yang retak.
Sebaik2nya sesuatu pasti ada kurangnya juga, di sana juga
ada Abu Lahab dan Abu jahal, disamping ada orang2 baik hati. Ada polisi korup,
ada tukang tipu, samalah dengan Indonesia atau negara lainnya. Jadi saya
anggap, kalau suatu kejelekan atau aib itu bisa terjadi dimana saja.
Cerita ini saya tulis bukan untuk menjadi ajang perdebatan,
tetapi saya berharap menjadi sumber inspirasi betapa negara yang berdasarkan
Syariat Islam murni adalah tempat terbaik sesuai janji Allah. Tentunya tidak
lepas dari keterbatasan ilmu dan wawasan, semua ini murni pengalaman pribadi
dan tidak untuk merendahkan atau menjelek2an siapapun.
Saya mohon maaf sebesar2 nya kalau ada kesalahan kata2.
Wassalamualaikum Warohmatullohiwabarokatuh.
Ridwan
0 Komentar untuk "Alhamdulillah ... Dapat Musibah. Kisah Lanjutan Tentang Arab (Bag.2)"